Penulisan Hasil Pengukuran – Penulisan hasil ukuran harus mengikuti
kaidah angka penting. Kaidah angka penting yaitu :
a.
Semua angka bukan nol merupakan angka
penting.
Contoh
: suatu pengukuran tebal benda memperoleh nilai X = 54.25 cm. berarti angka
tersebut memiliki 4 angka penting.
b.
Untuk angka nol memiliki kriteria
tersendiri, yaitu :
1) Angka
nol yang berada diantara angka bukan nol termasuk angka penting.
2) Angka
nol yang berada disebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali
ada keterangan tertentu.
3) Angka
nol yang berada disebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting. Contoh 3.024 gr = 4 angka penting.
Dan 0.025 = 2 angka penting.
Baca
juga : Pengertian pengukuran, dan macam – macam pengukuran.
c.
Cara membaca pengukuran beberapa alat
ukur, yaitu :
1) Mistar
Alat
ukur panjang yang sering digunakan adalah mistar atau penggaris. Pada umumnya
mistar memiliki skala terkeceil 1 mm atau 0.1 cm. pengukuran menggunakan
mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan skala pada mistar dan benda
yang diukur.
2) Jangka
Sorong
Jangka
sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala
panjang pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek
pada rahang geser merupakan Skala Nonius. Skala terkecil pada
jangka sorong adalah 0.1 mm atau 0.01 cm.
3) Mikrometer
Sekrup
Mikrometer
sekrup terdiri atas dua bagian, yakni poros tetap ( skala utama ) dan poros
ulir ( skala nonius ) . Mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian
paling tinggi daripada kedua alat ukur yang telah disebutkan sebelumnya, yakni
0.01 mm.
Demikian informasi
mengenai penulisan hasil pengukuran, semoga informasi yang Kami
sampaikan bermanfaat. Baca juga :
Pengertian pengukuran, dan macam – macam pengukuran.
0 comments:
Post a Comment