Thursday, September 22, 2016

Cara Penulisan Hasil Pengukuran

Penulisan Hasil PengukuranPenulisan hasil ukuran harus mengikuti kaidah angka penting. Kaidah angka penting yaitu :
a.       Semua angka bukan nol merupakan angka penting.
Contoh : suatu pengukuran tebal benda memperoleh nilai X = 54.25 cm. berarti angka tersebut memiliki 4 angka penting.
b.      Untuk angka nol memiliki kriteria tersendiri, yaitu :
1)      Angka nol yang berada diantara angka bukan nol termasuk angka penting.
2)      Angka nol yang berada disebelah kanan angka bukan nol termasuk angka penting, kecuali ada keterangan tertentu.
3)      Angka nol yang berada disebelah kiri angka bukan nol tidak termasuk angka penting. Contoh 3.024 gr = 4 angka penting. Dan 0.025 = 2 angka penting.
c.       Cara membaca pengukuran beberapa alat ukur, yaitu :
1)      Mistar

Alat ukur panjang yang sering digunakan adalah mistar atau penggaris. Pada umumnya mistar memiliki skala terkeceil 1 mm atau 0.1 cm. pengukuran menggunakan mistar, arah pandangan harus tegak lurus dengan skala pada mistar dan benda yang diukur.
2)      Jangka Sorong

Jangka sorong terdiri atas dua bagian, yaitu rahang tetap dan rahang geser. Skala panjang pada rahang tetap merupakan skala utama, sedangkan skala pendek pada rahang geser merupakan Skala Nonius. Skala terkecil pada jangka sorong adalah 0.1 mm atau 0.01 cm.
3)      Mikrometer Sekrup

Mikrometer sekrup terdiri atas dua bagian, yakni poros tetap ( skala utama ) dan poros ulir ( skala nonius ) . Mikrometer sekrup mempunyai tingkat ketelitian paling tinggi daripada kedua alat ukur yang telah disebutkan sebelumnya, yakni 0.01 mm.
Demikian informasi mengenai penulisan hasil pengukuran, semoga informasi yang Kami sampaikan bermanfaat. Baca juga : Pengertian pengukuran, dan macam – macam pengukuran.


0 comments:

Post a Comment